Tika aku di sini

Tika aku di sini
Memandangmu, menunggumu, memanggilmu, merinduimu, mencarimu, mendakapi, berbicara denganmu, melagu pilu. Syukurku atas pertemuan itu, redhaku atas perpisahan itu, doaku yang terbaik buatmu..amin

Bisikan ombak..

Pada nyanyian ombak malam yang memukul pantaiku cuba coretkan sebuah harapan sebuah nukilan....dan perasaan yang tidak pernah luntur dari sudut hati, mesra pada senyuman…

Tidak hairan akan mereka yang tidak sudi mendengar…entah pada siapa ingin ku tuju coretanku..Entah lurus entah tidak bicara ku…ada budi ada ingin ada sudi berbicaralah kita..

Walaupun pada nada dan irama yang berbeza..Sukarnya meramal perasaan ku sendiri…zahirku tidak terucap..Demi masa berjalan gagah…ku susuri dengan lesu. Ku kutip ku atur dengan penuh ketabahan. Ku susun ku kumpul menjadi simpulan madu, menjadi ukiran kukuh dan menjadi hiasan pujukan jiwa…

Bisikan rasa..

Bila hati menyentuh rasa yang sama, jiwa melahirkan perasaan yang indah.. Bila kata mengusik minda akal mengujudkan reaksi berbeza.. Hati, jiwa, akal dan minda bersimpul mati menjadi satu.. Carilah sebutir permata dalam timbunan kaca walaupun dijarimu terluka.. tiada cinta yang lebih hakiki selain cinta Ilahi…

Bisikan perindu...

Rindu ku susut di celah nyanyi angin kasih, kutaruh di pura waktu, bermusim ku simpan resah. Biar waktu dan pasir itu berserakan. Biarkan cahaya itu memancar menyala pada suram alam maya.

Engkau tiba bagaikan pelangi, tak bercahaya namun kau berseri. Tapi cukup menghiburkan hati ini... Seharian bersamamu tak terasa saat yang berlalu. Bagai pelangi petang kau kan pergi jua...

Wednesday, March 28, 2007

Luka Yang di Lukai


Luka Yang di Lukai

Kalau luka jari kakimu
tersepak batu,
kulitmu berlumur
darah menyembur,
bangun kau!
Jangan kau gentar pada batu.
Dengan tanganmu
baling seterumu sejauh mau.

Jangan kau biar bisa di kaki
menular meracun hati.

Batu semacam itu akan terus ada
menyekat jalanan mu di mana-mana
Kau harus waspada
mengorak langkah setiap masa.

Lihatlah, pada jari kakiku
yang sering terlanggar batu.
Lukanya sudah lama berlalu.
Parutnya masih di situ.
Bagiku, luka tidak bisa lagi
Alah batu kerana biasa.

Kalau tikanya tiba
bisa di kakimu mencengkam jiwa,
datanglah kau pada airmataNya
kerana disitu kau akan ketemu
pengubat segala yang terlara!
"When you REALLY want something, sometimes you have to swim a little deeper....You can't give up just because things don't come easy...You have to overcome the obstacles and face your fears...

But in the end, it's all worth while! Life is full of ups and downs, but if you believe in yourself you will always come through with flying colors.

Value friendship, love, and faith. Never underestimate yourself. If you follow this advice you can never go wrong!"


nasihat seorang sahabat...
Cinta

jika ditanya tentang cinta
macam-macam lah jawapan nya
ada cinta yang bawa ceria
ada cinta yang sanggup merana
sanggup berkorban apa saja
hilang kawan hilang keluarga
lebih baik cinta pada yg Esa

hidup ini penuh pancaroba
kiri kanan masalah saja
jangan lah derita kerna cinta
kerana cinta bahagia

kalau benar cinta itu buta
siapa kah jadi mangasanya
kalau cinta itu cinta setia
nangis ketawa sama hahahah
kalau kita boleh beli cinta
berapa pula harga nya
alangkah indah kita dicinta
kerana hidup kita lebih bahagia....



Misteri Cinta

sungguh suatu misteri, mengapa kita jatuh cinta. Juga suatu misteri, bagaimana itu terjadi. Bagaimana awal mulanya. Mengapa ada cinta yang terus tumbuh dan ada yang patah. Kita bisa menganalisis misteri ini, mencari alasan-alasan dan penyebabnya tapi dengan begitu kita justru jadi menyisihkan keindahan yang tersimpan dalam pengalaman tersebut.

Seperti halnya hidup ini bukan sekedar susunan tulang dan otot serta impuls-impuls elektris dalam tubuh manusia, cinta pun bukan sekedar hasil dari minat, daya tarik, dan persamaan-persamaan yang dimiliki oleh dua insan. Dan seperti halnya hidup ini merupakan pemberian yang datang dan pergi pada waktunya sendiri, kedatangan cinta pun mesti dianggap sebagai pemberian misterius yang tak bisa dipertanyakan selok-beloknya.

Setidaknya satu kali dalam hidup ini, anugerah cinta mendatangi kita dalam bentuk seutuhnya. Kita akan mengenggam dan menikmatinya dalam seluruh keindahan yang tak terkatakan. Inilah yang kita semua impikan. Tetapi lebih sering terjadi cinta itu datang mengenggam kita, menikmati kita sesaat, lalu pergi lagi.
Terlalu sering kita mencoba meraih cinta itu dan memenjarakannya, menolak untuk melihat bahwa cinta adalah anugerah yang diberikan dengan sukarela dan juga bisa pergi begitu saja.

Kalau cinta tidak lagi bersemayam di dalam hati, atau orang yang kita cintai merasa roh cinta itu sudah berlalu, terkadang kita berusaha keras merebut kembali cinta yang sudah lepas itu, bukannya menerima anugerah tersebut apa adanya, dan melanjutkan kehidupan. Pada saat itu kita menginginkan jawaban . Why? Kita ingin tahu apa yang salah dengan diri kita sehingga orang yang kita cintai tidak mencintai kita lagi. Kita berusaha keras memberikan arti atas apa yang terjadi, tapi tidak ada arti apapun di luar cinta itu sendiri.

Seandainya kita jatuh cinta pada seseorang dan orang tersebut tidak mencintai kita, bersikaplah baik pada diri kita sendiri. Tidak ada yang salah pada diri kita, hanya saja cinta tidak memilih untuk hinggap di hati orang yang kita cintai. Itu saja.

Kalau seseorang jatuh cinta pada kita dan kita tidak mencintainya, tersanjunglah bahwa cinta datang mengetuk di pintu, tapi tolaklah dengan lembut anugerah yang tidak dapat kita balas tersebut.

Kita semua bisa merasakan kepedihan dan kebahagian yang sama. Kalau kita jatuh cinta pada seseorang dan orang itu jatuh cinta juga pada kita, lalu cinta memilih untuk berlalu, jangan coba untuk meraihnya kembali, ataupun menilai siapa yang salah.

Biarkanlah berlalu. Pasti ada alasannya. Kita akan tahu pada waktunya, tapi biarlah waktu sendiri yang memilih saatnya.
Kita hanya bisa menerima saat cinta memasuki kehidupan kita dengan segala misterinya. Rasakan bagaimana cinta memenuhi diri hingga berkelimpahan, lalu ulurkan tangan dan lepaskan dia.
Kembalikan dia kepada orang yang telah menumbuhkannya di dalam diri kita. Cinta mempunyai waktunya sendiri, musimnya sendiri, dan alasan-alasannya sendiri untuk datang dan pergi. Kita tidak bisa menyuapnya, memaksanya atau membujuknya untuk tetap tinggal. Kita hanya bisa merangkulnya saat ia datang dan membaginya.
Tapi kalau ia memilih untuk pergi dari hati, tidak ada yang bisa kita lakukan. Berbahagialah ia datang dan tinggal sesaat dalam kehidupan kita. Kalau pintu hati kita biarkan terbuka, ia akan datang lagi.
zua april 2007

Tuesday, March 27, 2007


Kalaulah diri ini seperti embun, agaknya diri ini akan lebur sebelum fajar terbit. Ya Allah kiranya yang aku tanggung penuh luka ini adalah sesuatu yang sia-sia disisiMu, lenyapkanlah, padamkanlah….. namun kiranya rasa kasihku ini adalah dalam redhaMu, mekarkanlah selalu meskipun diri ini harus bertarung antara bahagia dan derita. Mungkin diri ini lemah daripada setitis embun… tiada kekuatan menghadapi malam yang gelap sepi dan dingin, malam yang tanpa kehadiran bulan dan bintang…. tiada kekuatan untuk menanti meskipun ada KESETIAAN di hati.

Dan perasaan itu sama ada bahagia atau cinta, derita atau kecewa, kalaulah boleh diambil dan dicampak sekehendak hati ini… maka pastinya tiadalah yang bernama derita. Tiadalah istilah sengsara. Cinta derita, bahagia dan kecewa ini sesungguhnya ialah anugerah yang mencorakkan insan seperti pelangi.

Bukanlah kudrat hamba melawan takdirNYa. Luka di hati memang Tidak terucap. Tidak tergambar. Tidak terluah hanya dengan kata-kata. Mata yang memandang, tidak sama dengan hati yang menahan tangisan perpisahan. Meskipun ibarat telah mati, malangnya jasad masih bernyawa, nadi masih berdenyut, darah masih merah mengalir. Lalu luka itu biarlah aku yang merasainya.

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, walau cinta adakalanya membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam. Dimana ada cinta disitu ada kehidupan; manakala kebencian membawa kemusnahan. Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali sebuah kepercayaan.

KERANA cinta itu bukanlah sesuatu yang kita pinta. Semuanya lahir dengan kehendakNya Yang Maha Esa. Kehendak yang hanya datang dan pergi dengan izin daripadaNya.

Segala pintu masa lalu telah tertutup. Semua lorong serasa sunyi seolah tiada pernah berpenghuni…. pintu masa depan belum tiba. Terlalu sukar untuk memaafkan kesilapan hari kelmarin dan ketakutan untuk menempuh hari esok, kerana yang ada hanyalah hari ini… esok lusa belum tentu abady.
Lama aku berdialog dalam hati sendiri. Mempersembahkan pertanyaan demi pertanyaan dan permohonan demi permohonan kepada Allah Al-Haq. Aku cuba bangun dari sejadah, mengumpul semangat untuk bernafas seperti biasa. Aku gagal! Rasa rindu menguasai akalku. Lalu tanpa rasa putus asa, kugagahkan juga jasadku untuk bangun dan menuju ke pintu. Membuka pintu perlahan-lahan dan melabuhkan duduk ke kerusi yang terletak di beranda. Menyandarkan belakang ke kerusi, aku mendongak ke langit. Air mataku kembali bercucuran di pipi.

Aku cuba merapatkan kelopak mataku dan membukanya kembali. Berharap air jernih yang bertakung di kelopaknya akan jatuh dan aku mampu membiarkan cahaya purnama menerobos masuk ke dalam anak mataku. Namun air yang bergenang itu tidak mahu surut. Bertakung, menitis dan mengalir lagi sehingga semuanya kelihatan kabus di pandangan.

Sering kali aku berkata pada diri, tidak ada lagi yang menghargai diri ini. Tidak ada lagi yang menyayangi. Tidak ada lagi yang mahu menyingkap gelodak rasa yang membantai dada. Siapalah aku untuk dihargai, disayangi dan diambil hati. Yang mahu jadi sangga pada kecondongan ku. Kalau ada pun, tak mungkin hati dan diri ini mahu difahami.

Kusebut namanya dengan nada suara yang lahir dari hatiku yang paling dalam. Semakin aku berjuang untuk membuangnya, semakin aku gagal. Jadi biarlah kuikutkan kata hati ini. Menyebut namanya bertalu-talu. Hingga akhirnya tangisan lukaku berhenti dengan sendiri. Sesegar angin di sepertiga malam itu menyusup masuk ke liang romaku…..

Tuhan…
Walau kemana pun aku berlari
Walau kemana aku pergi
Walau aku terbang tinggi
Namun aku tetap begini
Mengharapkan ehsanMU Ilahi
Dalam mengejar cinta ini
Yang sarat dengan rindu hati
Maafkan aku
Tidak terkias pelangi tenang
Menyusuri dunia yang kau sentuh

Ingin lebih lama
Menyemai rindu kemboja
Ingin lebih lama merasakanmu lebih dalam
Dalam waktu detik
Sejauh bahkan ribuan hari
Aku ingin lebih dekat denganmu
Waktu yang semu
Yang banyak membunuh ruang
Yang kelewat tersisa untuk kita

Bukankah kau temukan sebuah hidup
Pijaklah rumput rumput hijau
Temukan jiwa kosong dalam mimpimu
Kelak mimpiku nanti terisi
Dan diisi jiwa jiwa dari masing masing kita

Kerana aku kekasih
dan engkau yang aku kasih
maka ku cipta bait bait indah
buat engkau wahai kekasih

Kerana aku kekasih
dan engkau yang aku kasih
ku cipta lagu rindu buat mu
biarpun mungkin sekadar berkumandang dijiwaku

Kerana aku kekasih
dan engkau yang aku kasih
ku cipta taman puisi semerbak mewangi
agar angin meniup cinta ku pada mu

kerana aku kekasih
engkau insan yang aku kasih
ku mahu engkau mengerti
yang cinta ku tak pernah berbelah bagi
Hanya untukmu…yang kucintai

z'2007

Thursday, March 22, 2007

Telah berapa hari langit menangis....sendirian merenungi titik titis yang menitis ku biarkan rintiknya mercik dikakiku....sejuk terasa ke tulang sum-sum...air yang mencurah turun mengalir ke longkang-longkang sehinggalah ke akhir pengalirannya...jika tidak itu kesudahannya bumi ini telah lama tenggelam memusnahkan sekaligus makhluk-makhluk yang menghuninya....dalam hujan yang masih menggila ku biarkan hatiku merawang jauh dengan keajaiban ciptaanNya....hujan yang mencurah bagai isi hati sendiri yang menangis dan menangis cuma bezanya airmataku yang mengalir tidak terus kelongkang-longkang....ada masanya menitis ke pipi ku sapu dengan jari jemariku...dan kadang bila mencurahnya menitis kuseka dengan bajuku sendiri...dan ada masanya jatuh jauh kedalam hatiku sendiri...ah!yaAllah apalah yang kutangiskan...jika hari ini aku berkata akulah manusia yang paling malang...malah dimasa yang sama cuma tempat yang berbeza ada lagi manusia yang lebih malang dari diriku sendiri...cuma belum aku temui, atas sebab itulah aku berkata hanya akulah yang paling malang ditika ini...

Tidak bersyukur kah aku pabila sering menangisi suratan nasib ku sendiri....?tidak redhakah aku dengan takdir Ilahi...?apalagi yang boleh aku katakan...selain bersyukur dan menerima pukulan nasib dengan rasa sabar...sabarkah aku...?hanya sanya Engkau yang lebih mengerti perit luka hatiku ini...ingin kukongsi dengan orang yang aku kasihi...tidak tergamak rasa hati membiar mereka merasa luka yang sama...bukan kerana kasih aku tak sanggup...bukan kerana kasihan aku mengagihkan rasa luka ini...tetapi perit lukanya jika aku sendiri merasakan tidak tertanggung apakah adil jika mereka juga kuheret sama untuk merasainya...kejamkah aku dengan membiarkan mereka juga merasa luka yang aku rasa...katanya, bahagia juga anugerah...luka juga punya anugerah...jika itulah yang dikata anugerah akan kudakap semuanya biar perit lukaku sirna berterbangan bertebaran diseluruh pelusuk isi alam ini....jika singgah dibumiMu yang bertuah jadilah pohon yang rendang berbuah....jika singgah dilautMu yang menghampar saujana jadilah pulau yang indah....

Ya Allah! Jadikanlah hujan ini sebagai nikmat dariMu buat kami dan janganlah Engkau jadikan hujan ini sebagai satu musibah atau bala ke atas kami. Hanya padaMu aku bermohon dan kepadaMulah aku minta tolong.Ya Allah! Siang telah berlalu dan kini malam datang menjelma. Matahari telah lama hilang berganti dengan bulan dan bintang. Rehatkanlah tubuhku dan tenangkanlah fikiranku. Dengan nama Engkau Ya Allah yang menghidup dan mematikan aku