Tika aku di sini
Bisikan ombak..
Pada nyanyian ombak malam yang memukul pantaiku cuba coretkan sebuah harapan sebuah nukilan....dan perasaan yang tidak pernah luntur dari sudut hati, mesra pada senyuman…
Tidak hairan akan mereka yang tidak sudi mendengar…entah pada siapa ingin ku tuju coretanku..Entah lurus entah tidak bicara ku…ada budi ada ingin ada sudi berbicaralah kita..
Walaupun pada nada dan irama yang berbeza..Sukarnya meramal perasaan ku sendiri…zahirku tidak terucap..Demi masa berjalan gagah…ku susuri dengan lesu. Ku kutip ku atur dengan penuh ketabahan. Ku susun ku kumpul menjadi simpulan madu, menjadi ukiran kukuh dan menjadi hiasan pujukan jiwa…
Bisikan rasa..
Bila hati menyentuh rasa yang sama,
jiwa melahirkan perasaan yang indah..
Bila kata mengusik minda akal mengujudkan reaksi berbeza..
Hati, jiwa, akal dan minda bersimpul mati menjadi satu..
Carilah sebutir permata dalam timbunan kaca
walaupun dijarimu terluka..
tiada cinta yang lebih hakiki selain cinta Ilahi…
Bisikan perindu...
Rindu ku susut di celah nyanyi angin kasih, kutaruh di pura waktu, bermusim ku simpan resah. Biar waktu dan pasir itu berserakan. Biarkan cahaya itu memancar menyala pada suram alam maya.
Engkau tiba bagaikan pelangi, tak bercahaya namun kau berseri. Tapi cukup menghiburkan hati ini... Seharian bersamamu tak terasa saat yang berlalu. Bagai pelangi petang kau kan pergi jua...
Saturday, March 17, 2007
ingin sekali
aku mengutip
sisa- sisa yang tertinggal
dari jejak-jejak lalu
yang terukir tanpa aku sedari
aku ingin sekali
menyusur liku-liku yang bersimpang
biar jejak-jejak itu
aku hapuskan
aku kuburkan
agar tiada lagi
renget-renget halus
yang melebari dalam bayangan
dalam mimpi usang
dan lorong yang kabur
biar pun
di penghujung nya
aku akan hilang arah
dari hujan lebat yang datang
akan aku hitung saat-saat itu
meski dalam kepayahan gerak nya
dari getar yang tiada menentu
beralun dan bergelombang
sedangkan samudera
tiada mengenal erti simpati
jika esok aku tiada
simpan lah ingatan itu
dan lakarkan di kanvas
sebuah kehidupan
yang tersungkur
bersama detik malam yang dingin
aku ingin lena di sini
biar duri-duri menikam
tidak lagi melukakan
tidak lagi memedihkan
semalam
aku terlupa menghitung waktu
aku terlena dalam bisik- bisik lembut
lantas
aku kebasahan
dalam bahang yang membara
biar pun
suara- suara itu semakim jauh
semakin tidak menentu
semakin keliru
dan yang tinggal
hanya memori
yang beralas debu-debu halus
dan terbiar bersama waktu
aku mengutip
sisa- sisa yang tertinggal
dari jejak-jejak lalu
yang terukir tanpa aku sedari
aku ingin sekali
menyusur liku-liku yang bersimpang
biar jejak-jejak itu
aku hapuskan
aku kuburkan
agar tiada lagi
renget-renget halus
yang melebari dalam bayangan
dalam mimpi usang
dan lorong yang kabur
biar pun
di penghujung nya
aku akan hilang arah
dari hujan lebat yang datang
akan aku hitung saat-saat itu
meski dalam kepayahan gerak nya
dari getar yang tiada menentu
beralun dan bergelombang
sedangkan samudera
tiada mengenal erti simpati
jika esok aku tiada
simpan lah ingatan itu
dan lakarkan di kanvas
sebuah kehidupan
yang tersungkur
bersama detik malam yang dingin
aku ingin lena di sini
biar duri-duri menikam
tidak lagi melukakan
tidak lagi memedihkan
semalam
aku terlupa menghitung waktu
aku terlena dalam bisik- bisik lembut
lantas
aku kebasahan
dalam bahang yang membara
biar pun
suara- suara itu semakim jauh
semakin tidak menentu
semakin keliru
dan yang tinggal
hanya memori
yang beralas debu-debu halus
dan terbiar bersama waktu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment